27.5.09

HIDUP ADALAH KARUNIA

Renungan hari ini

Hidup adalah karunia Tuhan YME, karena hidup dan kehidupan merupakan berkah dan rahmah yang diberikan oleh ALLAH SWT kepada seluruh mahluk di dunia, termasuk umat manusia, hewan, tumbuhan dan bentuk-bentuk kehidupan lainnya.

Hidup yang diberikan ALLAH SWT kepada umat manusia, bertujuan agar umat manusia sebagai insan yang dianugerahi kesempurnaan berupa akal pikiran dapat melestarikan dan menjaga kehidupan di dunia. Karenanya karunia hidup dan kehidupan harus bisa kita pertanggung jawabkan kepada sesama umat manusia, mahluk lain di dunia dan yang terlebih kepada ALLAH SWT sebagai pencipta manusia.

Untuk dapat mempertanggungjawabkan hidup yang telah diberikan kepada kita, maka sebagai mahluk TUHAN YME yang disempurnakan dengan akal pikiran, dalam menempuh kehidupan di dunia yang fana ini kita harus dapat dan mampu menghadapi kehidupan di dunia yang tidaklah mudah. Karena hidup manusia di dunia penuh dengan keterbatasan.

Hidup manusia dibatasi dengan umur, sehingga pada akhirnya kita akan juga menghadapi kematian, hidup kita juga dibatasi dengan hak dan kewajiban, sehingga dalam menjalankan kehidupanpun…walaupun hak untuk hidup adalah salah satu hak asasi manusia, tetapi manusia juga tidak boleh menyinggung dan merugikan orang lain, sehingga kehidupan kita juga diatur oleh aturan-aturan agar kehidupan dapat berjalan dengan harmoni dan damai.

Hidup juga dibatasi dengan perjuangan, karena walaupun manusia disempurnakan dengan akal pikiran, namun kecerdasan, daya nalar, olah pikir, olah rasa, olah karsa serta olah yudha setiap manusia berbeda-beda sehingga kenikmatan hidup yang diterima oleh manusiapun menjadi berbeda-beda pula. Ada yang memiliki kenikmatan hidup berupa sandang pangan yang berlimpah, namun dibatasi oleh penyakit. Adapula yang yang serba terbatas tapi tetap merasakan kenikmatan didalamnya.

Dengan adanya keterbatasan yang juga merupakan karunia lain dari ALLAH SWT agar manusia lebih bisa sadar bahwa hidup itu harus dijalani, dinikmati dan disyukuri serta menyadari manusia adalah mahluk ciptaan TUHAN YME, maka perjuangan untuk hidup akan lebih berarti, karena pada dasarnya seperti yang disampaikan Aristoteles, hidup ini tidaklah datar, tapi fluktuatif.

Sehingga perjuangan untuk hidup haruslah kita persiapkan dan disikapi dengan benar dan selaras dengan kemampuan agar harmoni dan keharmonisan kehidupan di dunia dan akhirat dapat tercapai.

Untuk dapat mencapai harmoni dalam kehidupan, maka sebagai manusia dalam usaha menggapai keinginan dan cita-citanya hendaklah dalam perjuangan hidup yang dilakukan membuat 2 (dua) garis khayal sebagai batasan agar kita tidak lepas kontrol dan tetap dalam koridor keimanan kita. Garis batas kehidupan tersebut adalah : garis batas atas (rasa syukur) dan garis batas bawah (sabar).

Garis batas atas, dengan puncaknya adalah rasa syukur, merupakan alat kontrol kita dalam kehidupan untuk mencari kenikmatan hidup. Kadangkala dalam perjuangan hidup, karena kerja keras kita yang dilandasi dengan kecerdasan, maka TUHAN YME memberi balasan berupa berbagai macam kenikmatan yang harus dan patut di syukuri. Namun apabila kita terlena dan lupa akan rasa syukur maka garis batas tersebut akan terlampaui dan menjadikan manusia menjadi sombong dan takabur. Hal inilah nantinya yang akan membawa kemudharatan bagi kehidupan pribadi maupun orang lain.

Garis batas bawah, dengan puncaknya adalah rasa sabar, merupakan alat kendali diri apabila segala usaha kita dalam menempuh kehidupan yang keras ini belum juga membuahkan hasil yang sepadan ataupun tidak sesuai dengan keinginan kita. Kehidupan yang tidak datar, fluktuatif tentunya membawa resiko yang tidak mudah dan kadangkala pedih dirasakan oleh manusia. Batas akhir dari perjuangan keras yang tidak membuahkan hasil yang sepadan adalah kesabaran. Karena apabila rasa sabar hilang yang muncul kemudian adalah rasa putus asa. Putus asa akan kehidupan yang akan berbuntut menyalahkan diri sendiri, orang lain atau bahkan ALLAH SWT dengan alasan bahwa hidup ini sudah tidak adil, kenapa juga TUHAN YME berbuat yang tidak adil juga kepada kita.

Kegagalan dalam hidup merupakan bagian dari perjuangan hidup manusia, sehingga bisa dikatakan bagi orang yang beriman, bahwa keberhasilan dan kegagalan adalah suatu bentuk kenikmatan yang diberikan ALLAH SWT kepada umatnya. Dengan kata lain, kenikmatan adalah ujian sedangkan derita adalah ujian untuk mendapat kenikmatan.

Sehingga dalam perjuangan hidup ini ada anjuran yang mengatakan pintar-pintarlah kita mensyukuri segala nikmat dan ujian dari ALLAH SWT. Karena dari nikmat yang diberikan oleh ALLAH SWT tersembunyi juga ujian yang harus kita hadapi, apabila kita bisa mensyukuri nikmat tersebut dengan benar, maka kenikmatan yang lain akan ditambahkan, namun apabila kita tidak mensyukuri nikmat, maka penderitaanlah yang akan ditimpakan kepada kita.

Bagaimana cara mensyukuri nikmat dari ALLAH SWT disamping menjalankan perjuangan hidup, agar hidup yang kita pertanggung jawabkan dapat kita nikmati dengan benar dan harmoni.

Salah satu caranya adalah membangun motivasi positif.

Motivasi positif sangat diperlukan dalam kehidupan. Seperti disampaikan sebelumnya, kehidupan yang dihadapi manusia sangatlah fluktuatif yang menghasilkan kenikmatan berbeda pada setiap manusia ; ada kaya ada miskin, ada pintar ada bodoh, ada sehat ada sakit, dll. Dengan memiliki motivasi hidup positif, akan menempatkan manusia berpikiran dan bertindak yang maju dan rasional.

Dalam kehidupan nyata, contoh mudah untuk bertindak maju dan rasional adalah dengan cara membuat perbandingan yang wajar dan selalu menguntungkan diri pribadi. Apabila kita memiliki mobil maka perbandingkanlah diri kita dengan orang lain yang memiliki mobil yang maksimal sama jenisnya dengan kita atau orang lain yang baru mempunyai motor.

Hal ini akan menimbulkan rasa syukur ke dalam diri kita ternyata kita sudah diberi kenikmatan yang sama atau bahkan lebih dari orang lain, tetapi janganlah kita membandingkan diri dengan hal yang tidak sepadan atau jauh diatas kita, hal ini akan menimbulkan jiwa iri dengki yang dapat berbuntut keputus asaan apabila kita tidak bisa atau tidak akan mampu mencapai kenikmatan tersebut. Namun memperbandingkan diri ke pada yang lebih tinggi juga dianjurkan apabila kita sudah siap dan menyadari akan potensi diri pribadi, karena hal tersebut akan mewujudkan motivasi positif lain untuk bisa maju dan mencari tahu bagaimana agar bisa mencapai hal yang sama.

Pada dasarnya manusia yang hidup adalah manusia yang memiliki motivasi. Motivasi inilah yang mendorong manusia untuk bertindak dan berprilaku untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Sedangkan motivasi yang diinginkan disini adalah motivasi positif, yaitu motivasi yang dilandasi oleh keinginan untuk maju, kerja keras, kecerdasan dan keihlasan serta dibarengi dengan doa.

Keinginan untuk maju, jelas hal ini adalah prasyarat utama untuk hidup, karena kehidupan manusia tambah hari bukannya tambah mudah, tetapi cenderung lebih sulit, sehingga hanya orang-orang yang berkeinginan majulah yang akan memenangkan pertandingan kehidupan dan mendapatkan kenikmatan dan cita-cita yang diinginkan.

Kerja keras, sulitnya kehidupan hanya bisa diatasi dengan kerja keras, karena tidak ada buah keberhasilan yang didapat dari berlena-lena, sedangkan fasilitas dan kemudahan hanyalah bagian kecil yang memperlancar upaya, bahkan seringkali keberhasilan yang didapat dari fasilitas dan kemudahan gampang sekali digoyahkan oleh terpaan badai ujian dibandingkan dengan keberhasilan yang didapat dari kerja keras akan lebih kokoh dari terpaan badai ujian serta akan lebih mudah bangkit dari kegagalan.

Kecerdasan, upaya yang dilakukan dengan kerja keras harus juga dibarengi dengan kecerdasan, karena dengan kecerdasan akan memberikan banyak alternatif jalan dan solusi pemecahan apabila menghadapi tantangan dan hambatan. Kecerdasan juga akan memberikan peluang-peluang kepada manusia untuk memanfaatkan setiap momentum kegiatan untuk mencapai keberhasilan.

Keihlasan, setiap manusia sesuai kodratnya mempunyai kemampuan dan batas kemampuan. Keberhasilan perjuangan hidup manusia mencapai keinginan dan cita-citanya akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan batas kemampuaannya. Hal inilah yang harus disadari semenjak awal sehingga kerja keras yang dibarengi dengan kecerdasanpun dihadapkan pada kemampuan dan batas kemampuan belum tentu membuahkan hasil seperti yang diinginkan. Disinilah perlunya keihlasan kita untuk menerima takdir yang ditentukan oleh ALLAH SWT.

Doa, doa adalah penutup dari segala daya upaya manusia, menyadari bahwa manusia adalah mahluk ciptaan TUHAN YME, maka sudah sewajarnya kita meminta dan memohon berkah dan restu serta ridhoNYA kepada ALLAH SWT untuk mendapatkan keberhasilan. Karena doa adalah “sesuatu” yang dipercayai mengandung suatu keajaiban dan kemustahilan. Karena melalui doalah seringkali keajaiban dapat terjadi di dunia.

Menjadi manusia yang bermotivasi positif dengan menghargai dan menjalani perjuangan hidup dengan benar, selaras dan harmoni adalah bentuk pertanggungjawaban diri manusia kepada TUHAN YME sang penciptanya. Menyadari bahwa kehidupan tidaklah datar tapi cenderung fluktuatif akan menjadikan manusia lebih dinamis dan optimis dalam menghadapi hidup dan kehidupannya. Sehingga pada akhirnya hidup yang merupakan karunia TUHAN YME tidak akan kita sia-siakan. Manfaatkanlah hidup untuk kemaslahatan diri pribadi, umat manusia dan dunia tempat kita berpijak.

Semoga ALLAH SWT selalu melindungi memberkati dan meridhoi langkah kita semua

Amin.. amin.. amin ya rabbalalamin

Salam,

S 78514 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas perhatian anda, silahkan tinggalkan pesan dan kesan anda