20.10.14

SEMANGAT PANTANG MENYERAH

SEMANGAT PANTANG MENYERAH

" Demi Kehormatan Diri, Bangsa dan Negara"

Dalama Olimpiade tahun 1968 di kota Meksiko, sebuah sikap keteguhan, determinasi, dan keinginan untuk berjuang bukan untuk medali, patut kita dengar ulang.

Kala itu, matahari sudah perlahan merangkak hilang.  Malam pun datang menyapa.  Stadion sudah mulai sepi,  sejam sebelumnya, medali emas, perak dan perunggu sudah disematkan kepada para pemenang lomba lari maraton.  Semuanya sudah merasa pesta olimpiade sudah berakhir.

Tak dinyana dari kejauhan, lamat-lamat datang seorang lelaki, dengan kaki kanan yang diseret penuh perban seadanya dan darah masih menetes sesekali.  Jelas, ia masih peserta lomba maraton dengan nomor peserta 36.  Serentak, seluruh isi stadion yang masih tersisa, memberi standing ovation, bergemuruh.  Mereka memberi semangat akhir kepada atlet yang tak kenal menyerah itu.  Ia adalah John Steven Awkwari dari Tanzania.  Ia ternyata terjatuh dan terjungkal di tengah jalan, lalu terluka.  Ia sendiri mengurus lukanya di tengah deru perlombaan.
Akhirnya memang Awkwari mencapai garis akhir, kendali tanpa medali.

Ketika segalanya berakhir, seorang wartawan menghampiri Awkwari dan bertanya : “Mengapa kamu harus memaksakan diri untuk tiba di garis akhir.  Bukankah kamu sudah terlambat dan mengetahui bahwa kamu pasti kalah dan tidak bakal mendapat medali ?”.

Awkwari menjawab : My Country did not send me 5.000 miles to start the race, but they send me 5.000 miles to finish teh race, and I did it.  ( negara tidak mengirim saya sejauh 5.000 mil jauhnya untuk memulai perlombaan ini, tetapi negara saya mengirim saya 5.000 mil jauhnya untuk mengakhiri lomba ini, dan itu telah saya laksanakan).

Awkwari memang tidak menerima medali.  Namun, ia memperoleh lencana abadi yang diimpikan oleh semua atlet apa pun.  Awkwari adalah simbol keteguhan, lambang determinasi tinggi, ekspresi keyakinan tentang tujuan akhir yang hendak dicapai.


Prinsip dan semangat Awkwari inilah yang seharusnya kita pegang dalam memperjuangkan HAM.  Sekali kita mulai, maka kita tidak boleh berhenti sebelum tiba dengan tujuan: martabat manusia.