15.2.10

CP: PSA - 03 KEPEMIMPINAN DAN KEPRAJURITAN


Keprajuritan adalah profesi yang unik,

Karena menjadi prajurit berarti

menjadikan mereka pribadi-pribadi yang dikorbankan


Setiap organisasi untuk dapat maju dan berkembang sesuai dengan tuntutan jamannya haruslah tetap berorientasi kepada Tupoksinya, karena Tupoksi-lah yang menjadi pedoman bagi individu-individu yang menjalankan organisasi tersebut, apakah jalannya organisasi sudah on the track dan dapat dinilai serta dievaluasi sampai dimana pencapaian tujuan yang telah digariskan sebelumnya.


Disamping clearnya Tupoksi, yang tidak kalah pentingnya dalam menjalankan, mengembangkan dan memajukan organisasi adalah adanya suatu kesinergisan antara profesi dan kepemimpinan, karena pelaku utama organisasi adalah manusia, dimana untuk menggerakkan manusia dengan segala problematikanya dibutuhkan suatu seni tersendiri, agar individu tersebut rela dan sadar untuk berbuat yang terbaik bagi organisasinya.


Dunia militer yang diwujudkan dalam suatu organisasi, untuk dapat maju dan berkembang, disamping harus dilengkapi dengan alutsista yang modern serta serba canggih, juga membutuhkan kejelasan tentang profesi dari individu (dalam hal ini prajurit) yang menjalankannya dan kepemimpinan yang kuat untuk dapat mencapai Tupoksi-nya. Kesadaran tentang profesi keprajuritan dan kepemimpinan menjadi hal yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan.


Nilai-nilai kepemimpinan dalam kehidupan militer terasa sangat kental, hal tersebut tidak terlepas dari suatu kondisi nyata, bahwa dunia militer dan keprajuritan adalah salah satu profesi yang sangat unik, dimana apabila seseorang telah memilih jalan hidup dan karirnya menjadi seorang prajurit, maka sebenarnya ia telah melepaskan sebagian hak hidupnya untuk digadaikan kepada negara, ia harus rela menjadi pribadi-pribadi yang dikorbankan untuk tugasnya menjaga dan mempertahankan negara.


Hidup dalam dunia militer, berarti hidup dalam suatu norma dan aturan ketat yang membutuhkan suatu disiplin tinggi untuk menjalankannya. Menyikapi bahwa dunia militer sendiri begitu besarnya, sehingga memerlukan organisasi-organisasi didalamnya agar tugas pokok, misi dan visinya dapat berjalan dengan baik dan tujuan didirikan organisasi tersebut dapat tercapai dengan berhasil guna. Sedangkan organisasi militer dijalankan oleh beraneka ragam manusia dengan berbagai motif dan tujuan bergabung didalamnya. Karenanyalah maka tidak heran, untuk dapat mengatur pribadi-pribadi yang beraneka ragam tersebut untuk tunduk dan patuh menjalankan segala perintah dibutuhkan seseorang dengan kewenangan tertentu untuk menjalankan dan memberikan perintah dan komando. Seseorang tersebut disebut pemimpin.


Pemimpin bukan hanya dikenal dalam kalangan militer saja, pemimpin juga lazim dikenal dikalangan sipil dan kehidupan keseharian, karena pada dasarnya dalam suatu lingkup kesatuan yang terkecil seperti rumah tangga, tetaplah ada yang namaya pemimpin rumah tangga, yaitu suami misalnya. Namun, pemimpin dalam dunia militer dan keprajuritan sangatlah berbeda dengan pemimpin organisasi lain, baik organisasi sipil maupun institusi pemerintah ataupun swasta.


Pemimpin dalam dunia militer mempunyai karakteristik tersendiri dan berbeda, karena dalam dunia militer mengenal adanya garis dan rantai komando sebagai bentuk hierarki kepemimpinan, dan dalam pengertian dunia militer, kepemimpinan itu adalah seni, lebih dari sekedar ilmu pengetahuan yang bisa dipelajari. Karena kepemimpinan itu seni, maka setiap pemimpin di kalangan militer mempunyai ciri khas masing-masing dalam membawa dan menjalankan organisasi satuannya. Walaupun satu organisasi, satu kesatuan, terjadi pergantian pemimpin, maka nuasa yang terjadi akan tetap terasa berbeda, entah itu kecil atau besar terasanya.


Namun, walaupun demikian pada dasarnya ada hakekat yang mendasar yang tidak bisa dirubah dalam kepemimpinan dan keprajuritan, yaitu yang pertama : Kepemimpinan adalah Pemecahan Masalah, dan yang kedua : Keprajuritan adalah Profesi.


Kepemimpinan adalah Pemecahan Masalah

Pada dasarnya pemimpin itu atasan dan para prajurit itu bawahan, maka sudah sewajarnya apabila seorang prajurit akan membawa permasalahannya kepada pimpinan untuk turut merasa dan membantu memecahkan permasalahan tersebut. Dalam dunia militer, tatkala seseorang menjadi prajurit, maka ia telah memberikan seluruh waktunya 1 x 24 jam perharinya kepada negara, sehingga pada dasarnya bagi seorang prajurit seluruh waktunya dalam sehari adalah kedinasan, tinggal waktu kedinasan tersebut dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu : sedang berdinas dan tidak sedang berdinas.


Maka menjadi suatu kelaziman, apabila prajurit telah memberikan seluruh waktu dalam hidupnya untuk negara, menjadi kewajiban negara pula untuk mau tahu dan mengurus permasalahan-permasalahan lain yang timbul disekitar kehidupan prajurit. Dalam kehidupan keseharian tanggung jawab mengurus permasalahan tersebut berada di tangan pemimpin satuan sesuai dengan tingkatan jabatan dan hierarki komandonya.


Namun demikian juga, tidak serta merta seluruh permasalahan prajurit menjadi tanggung jawab pemecahannya oleh pemimpin, permasalahan yang mempunyai keterkaitan dengan kepemimpinan adalah permasalahan – permasalahan yang ada kaitannya dengan kedinasan kemiliteran ataupun mempunyai dampak yang signifikan dengan organisasi militer, diluar itu maka permasalahan yang timbul menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing untuk memecahkannya sendiri.


Dengan mengatakan bahwa kepemimpinan adalah pemecahan masalah, dan kepemimpinan militer adalah suatu seni, yang mengakibatkan pemimpin yang satu kepemimpinannya berbeda dengan pemimpin yang lain, maka dibutuhkan suatu parameter yang pasti tentang hakekat keberhasilan kepemimpinan mereka. Maka kepemimpinan adalah pemecahan masalah dikatakan gagal apabila, pada suatu hari terjadi “ ketika para prajurit tidak lagi membawa masalah mereka pada kita, adalah hari bagi kita ( pemimpin ) untuk berhenti memimpin mereka. Mereka telah kehilangan kepercayaan dimana kita dapat membantunya atau menyimpulkan bahwa kita tidak memperhatikan mereka. “ ( Colin Powell, PSA, 2001 : 66 )


Keprajuritan adalah Profesi

Dalam kehidupan sosial, untuk dapat tetap exist manusia membutuhkan suatu profesi sebagai penunjang kehidupannya dan sekaligus juga sebagai penanda jatidirinya. Sebelum lebih jauh membahas tentang hubungan profesi dengan keprajuritan, alangkah lebih baiknya apabila kita ketahui terlebih dahulu pengertian profesi itu sendiri, Seperti yang ditulis oleh Popon Sjarif Arifin dalam tulisannya ETIKA PROFESI sebagai PENGAJAR, disana dikatakan bahwa pengertian profesi berdasarkan pendekatan definisi adalah merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia. Dimana profesi juga mempunyai ciri untuk dapat menunjukkan sebagai suatu jati diri, yaitu pertama : mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi, kedua : adanya komponen intelektual dan ketrampilan, dan yang ketiga : memberikan jasa atau kepentingan baik bagi pribadi maupun masyarakat.


Menilik dari pengertian dan ciri profesi seperti disebutkan diatas, maka Keprajuritan juga adalah sebuah profesi, karena adalah juga merupakan lapangan kerja, membutuhkan keahlian, pelatihan, ketrampilan dan jelas sekali memberikan azas manfaat yang sangat besar bukan saja untuk masyarakat tetapi juga untuk bangsa dan negara.


Namun demikian keprajuritan adalah sebuah profesi yang unik dibandingkan dengan profesi yang lain, karena disamping tersitanya waktu untuk kedinasan, yang menjadikan seorang prajurit adalah pribadi yang dikorbankan, prajurit juga diberi tanggung jawab yang sangat besar dan beresiko tinggi, yaitu adanya kelengkapan berupa “senjata” yang tidak (mudah) dimiliki orang lain, yang sangat rawan apabila disalah gunakan. Senjata inilah yang kemudian menjadikan pembeda yang sangat mendasar antara keprajuritan sebagai profesi dengan profesi-profesi yang lainnya yang ada didalam kehidupan sosial bermasyarakat.


Sekali memilih keprajuritan sebagai profesi, maka kita akan menjalani dan mempertanggung-jawabkannya seumur hidup. Karenanya agar keprajuritan sebagai profesi tidak menjadi kehidupan yang membosankan dan mempunyai nilai guna atau azas manfaat seperti dicirikan diatas, dan terjalinnya suatu hubungan yang baik antara pimpinan untuk menjalankan kepemimpinannya dengan bawahan yang menjalankan segala perintah dan aturan agar tujuan organisasi militer dapat tercapai, dibutuhkan suatu kreasi dan kreatifitas tersendiri dalam menjalankan profesi keprajuritan di dunia militer.


Salah satu kreatifitas sebagai bentuk pertanggungjawaban prajurit atas profesi keprajuritannya adalah, pertama: timbulkan rasa kecintaan atas profesi dan dunia kemiliteran yang telah dipilih, kedua : timbulkan rasa kegembiraan dalam menjalankan tugas dan kehidupan sebagai seorang prajurit, ketiga : timbulkan rasa memiliki organisasi dan menjadi bagian yang integral dengan organisasi kemiliteran, keempat : kerjakan setiap tugas dengan penuh rasa tanggungjawab, benar, tetapi tidak terlalu serius. Arti tidak terlalu serius dalam konteks diatas, walaupun kehidupan militer terkesan sangat kaku dan disiplin tinggi, namun tetap saja ada hal-hal lucu yang terjadi dalam kehidupan keseharian kemiliteran, nikmati kelucuan tersebut dan jangan pernah untuk dihindari, karena itu adalah salah satu perekat dan pembentuk rasa satu kesatuan antara satu prajurit dengan prajurit yang lain.


Dengan menjalankan profesi keprajuritan secara benar, akan membentuk jatidiri prajurit, yang pada tingkat selanjutnya akan turut serta membentuk dan menciptakan suaru ciri khas dan karakter tersendiri dari kepemimpinan, yang pada akhirnya akan mendorong tercapainya tupoksi dari organisasi militer. Majunya organisasi militer dibangun dan dibentuk dari pribadi-pribadi prajuritnya yang kuat yang meyakini dan mencintai profesinya, yang kemudian ditempa dan diarahkan oleh kepemimpinan yang kuat pula serta bertanggung jawab.


Cintailah profesimu

Cintailah dunia kemiliteran

Majulah TNI, bangsa dan negara-ku


Salam,

bersambung ke CP : PSA - 04

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas perhatian anda, silahkan tinggalkan pesan dan kesan anda