15.8.22

IMPLEMENTASI STRATEGIC LEADERSHIP JENDERAL EISENHOWER PADA OPERASI “OVERLORD” SAAT PERANG DUNIA KE II


Pendaratan di Normandy, Perancis merupakan sebuah operasi militer yang bersandi “Operation Neptune”, merupakan operasi pendaratan militer Pasukan Sekutu pada Invansi Normandy dalam Operation Overlord, yang terjadi ketika Perang Dunia II berlangsung.  Keberhasilan pendaratan pasukan sekutu di Normandy, Perancis tidak terlepas dari kepemimpinan Jenderal Dwight D. Eisenhower, Supreme Commander pasukan Sekutu.

 

Dwight D. Eisenhower dalam karirnya sebagai seorang militer dan negarawan telah menunjukkan performance sebagai seorang strategic leader. Di Kemiliteran, karirnya mengesankan, ditunjukkan dengan kemahirannya baik sebagai seorang komandan maupun staf.  Sebagai anggota staf, Eisenhower menjalankan tugas dibawah tiga Jenderal, antara lain salah satunya Jenderal Douglas McArthur.  Setelah Jepang menyerang Teluk Mutiara di Hawaii pada Desember 1940, Kepala Staf Amerika Jendral George C. Marshall, mengangkat Dwight D. Eisenhower menjadi Kepala Bagian Perencanaan Perang Staf Umum Departemen Perang Amerika, dan kemudian menjadi Pembantu Kepala Staf.  Tak lama sesudah itu Eisenhower naik pangkat menjadi Mayor Jenderal.  Pada November 1942 sebagai Letnan Jenderal, Dwight D. Eisenhower memimpin pendaratan tentara sekutu di Afrika Utara. Berdasarkan berbagai keberhasilannya dalam memimpin pasukan Sekutu tersebut, maka pada 1944 Dwight D. Eisenhower diangkat menjadi Panglima Tertinggi Pasukan Sekutu dalam Operasi Overlord. Dari berbagai keberhasilannya memimpin, akhirnya mengantarkan Dwight D. Eisenhower menjadi Presiden Amerika ke-34 pada periode 1953–1961.

 

Sebagai Supreme Commander, Kepemimpinan Strategis Dwight D. Eisenhower dalam Operasi Overlord terlihat sangat menonjol.  Untuk menunjang keberhasilan operasi yang melibatkan ribuan prajurit tersebut, Dwight D. Eisenhower menerapkan operasi pengelabuan dengan sandi Operasi Fortitude.  Operasi pengelabuan ini bertujuan membuat bingung intelijen Jerman dengan membanjiri mereka dengan banyaknya informasi yang sebagian besar menyesatkan untuk mengalihkan perhatian pasukan Jerman dari wilayah Normandy tempat pendaratan sebenarnya yang direncanakan oleh pihak tentara Sekutu dan menyebarkan kekuatan pasukan Jerman ke beberapa negara Eropa.  Untuk mengantisipasi pergerakan dinas intelijen Jerman sekaligus mendukung Operasi Overlord, pasukan Sekutu membentuk sebuah kelompok unik, The Allied Deception Staff dengan nama samaran The London Controlling Section (LCS) yang dipimpin Kolonel John Bevan. Tujuan dari organisasi ini adalah untuk mengelabui dan membingungkan The German High Command dan Adolf Hitler sendiri, untuk mendukung pergerakan pasukan Sekutu menjelang D-Day. Dengan mengetahui sistem intelijen Jerman, LSC memberi dinas intelijen Jerman banyak sekali data atau informasi yang sebagian besar merupakan tipuan, rekayasa dan menyesatkan.

 

Dwight D. Eisenhower juga menunjukkan kualitas seorang pemimpin yang bertanggung jawab.  James A.F Stonen menulis bahwa salah satu tugas utama seorang pemimpin adalah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas).  Hal ini terlihat dari surat yang diberi nama “In Case of Failure" atau kurang lebih berarti "Jika Terjadi Kegagalan", Eisenhower mengatakan dia akan menanggung semua "dosa" jika pasukan yang dikirimnya gagal mengalahkan Nazi.  Mengirim ribuan prajurit ke medan tempur yang sebagian dari mereka tak akan pernah kembali, bagaimanapun membuat resah hati seorang perwira militer sekaliber Jenderal Dwight D. Eisenhower. Surat itu ditulis Eisenhower sehari sebelum penyerbuan dilaksanakan, Ia menulis sebuah surat yang isinya adalah rencana menarik kembali seluruh pasukan jika pendaratan di Normandy gagal.

 

Kualitas kepemimpinan strategis Dwight D. Eisenhower yang lain dapat dilihat dari pembawaan, pengetahuan dan tindakannya selama memimpin Operasi Overlord. Berdasarkan teori Kompetensi Kepemimpinan Strategis (Strategic Leadership Competencies), ciri dari seorang pemimpin strategis adalah adanya keunggulan pada pembawaan, pengetahuan dan tindakan seorang pemimpin.

 

Dari aspek Pembawaan. Dwight D. Eseinhower memiliki nilai-nilai keunggulan, menguasai seni strategis, memiliki pengetahuan yang dalam tentang sejarah, nyaman dengan kompleksitas, stamina fisik yang tinggi baik secara fisik, mental dan pengelolaan stress, keterampilan diplomat, serta memiliki keunggulan intelektual yang ditunjukkan dalam kepemimpinannya. Memimpin ribuan prajurit dari berbagai negara dengan berbagai latar belakang, karakter, sejarah dan tradisi satuan serta persenjataan dan doktrin yang berbeda membutuhkan suatu pembawaan pemimpin yang mampu mengayomi dan mengarahkan segala perbedaan menuju satu keunggulan tersendiri.

 

Dari aspek Pengetahuan.  Dwight D. Eseinhower memiliki pengetahuan yang bersifat secara konseptual. Eisenhower memiliki kemampuan dalam meramalkan masa depan dan mengantisipasinya, menguasai kerangka acuan pengembangan, menguasai pengelolaan masalah, kritis dalam mengevaluasi diri, kritis dalam merefleksikan cara berpikir, efektif dalam lingkungan yang kompleks, serta terampil dalam memformulasikan Ends, Ways, Means.  Pemilihan tempat pendaratan di pantai Normandy yang merupakan pantai dengan dinding yang terjal, penyusunan formasi tempur, penggunaan kekuatan penuh, manuver yang bertahap dan pilihan kecepatan untuk memperoleh manfaat merupakan bentuk penguasan pengetahuan yang mumpuni bagi seorang pemimpin strategis.

 

Hubungan Antar Personal. Dalam pengetahuan hubungan antar personal, Eisenhower dapat membuka diri dan memiliki daya adaptasi yang sangat besar dengan senantiasa menjalin hubungan komunikasi dengan seluruh prajurit, keluarga, rakyat bahkan dengan pihak penjajah sekalipun. Humanisme yang ditunjukkan oleh Eisenhower dengan mau melihat dan menginspeksi sendiri latihan-latihan yang dilakukan prajurit Sekutu, ternyata mampu membentuk dan membangkitkan semangat juang seluruh prajurit untuk bertempur.

 

Dari aspek Tindakan. Dwight D. Eisenhower sebagai pemimpin tertinggi pasukan Sekutu, memperlihatkan kualitasnya sebagai Panglima yang mumpuni memimpin ribuan prajurit dan para Jenderal dari berbagai negara dengan kendala dan peluang yang ada. Mampu menciptakan Kodal dan Manajemen SDM yang unggul, sehingga Operasi Overlord mampu merebut kembali Perancis, dan Dwight D. Eisenhower mendapat penghargaan dari rakyat Perancis sebagai Pahlawan Pembebas Eropa. Dwight D. Eisenhower mampu mengelola hubungan-hubungan yang bersifat gabungan dan antar lembaga.  Memimpin dan mengelola perubahan, membangun tim dan konsensus pada level strategis serta mampu mempraktekkan seni strategis dengan alokasi sumberdaya, membuat dan melaksanakan perencanaan strategis yang dihasilkan dari proses kerjasama antar lembaga, dalam hal ini adalah angkatan bersenjata negara-negara Sekutu yang terlibat dalam Operasi Overlord.

  

Pelajaran yang dapat diambil dari Kepemimpinan Strategis Dwight D. Eisenhower bahwa Dwight D. Eseinhower melihat inadequancy perencanaan saat mengalami perang, tetapi Eisenhower tidak pernah meremehkan pentingnya perencanaan sebelum peristiwa aktual. Sun Tzu mengatakan ; ketahuilah dirimu, ketahui musuhmu, seribu kali berperang, seribu kali juga kemenangan didapat, serta perencanaan yang baik merupakan lima puluh persen dari kemenangan.  Hal ini disadari betul oleh Dwight D. Eisenhower dengan merencanakan Operasi Overlord secara teliti dan baik sekali untuk mendapatkan kemenangan dan keberhasilan yang diinginkan. Hal lain yang perlu disimak dari Dwight D. Eisenhower adalah, bahwa ia mampu memenangkan rasa hormat dari bawahannya dan sekutunya karena sifat diplomatik kepemimpinannya. Eisenhower memimpin dengan persuasi bukan dengan menggunakan posisinya untuk memaksa orang untuk melakukan hal-hal karena takut. Pelajaran inilah yang dapat dan perlu kita petik, sebagai pemimpin sangatlah mudah menggunakan kekuasaan, tetapi yang lebih baik lagi adalah bagaimana kita bisa mengelola kekuasaan tersebut untuk memberdayakan tim yang ada tanpa harus ada unsur paksaan agar bawahan secara sukarela mau berbuat dan bertindak demi tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas perhatian anda, silahkan tinggalkan pesan dan kesan anda