Geopolitik Indonesia
adalah cara
pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan tanah airnya
dengan mengutamakan kesatuan
bangsa
serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional
Pendahuluan
Indo-Pasifik adalah salah satu wilayah biogeografis bahari
dunia, yang akhir-akhir ini kembali mengemuka setelah Presiden AS Donald Trump
dan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson berulang kali menyinggungnya selama
masa kunjungan ke Asia Tenggara.
Konsep
Indo Pasifik mengindikasikan semakin kuatnya peran strategis Samudra Hindia dan
Pasifik dalam percaturan internasional, seiring dengan bergesernya pusat
gravitasi politik dan ekonomi dunia dari daratan Eropa ke Asia. Indo-Pasifik
dikenalkan pertama kali tahun 2007 oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dan
Indonesia menggaungkannya sejak 2013 dengan fokus pada banyaknya potensi di
Samudra Hindia yang belum tergarap, namun bagi Indonesia konsepnya tidak
terbatas hanya mencakup deskripsi geografis, tapi lebih luas yaitu geopolitik.
Berkaitan
dengan geopolitik terdapat pandangan yang berbeda dalam implementasi konsep
Indo Pasifik, bagi Amerika Serikat bertujuan untuk melemahkan profil Tiongkok,
atau mengikis dampak Tiongkok di laut yang lebih besar, dalam konteks regional
yang lebih luas[1]. Sedangkan bagi Tiongkok
penggunaan kata Indo Pasifik oleh Australia dan Amerika Serikat dan bukannya
Asia Pasifik sebagai gagasan yang hanya dibuat untuk menarik perhatian yang
akan "seperti buih ombak yang hilang begitu saja"[2].
Trend
dan potensi yang dapat dimanfaatkan dari konsep Indo-Pasifik dihadapkan dengan
perebutan pengaruh antara dua negara besar Amerika Serikat dan Tiongkok
merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia sebagai salah satu negara yang akan
terlibat langsung dalam menetapkan norma-norma baru hubungan antar negara untuk
meningkatkan perdamaian dan memanfaatkan kepentingan semua negara untuk mewujudkan
stabilitas di kawasan.
Permasalahannya: bagaimana
menata geopolitik Indonesia dalam perspektif kepentingan nasional guna
mengantisipasi tantangan Indo-Pasifik.
Geopolitik dan Kepentingan
Nasional Indonesia
Posisi
strategis Indonesia yang terletak diantara persilangan dua benua dan dua
samudera perlu ditunjang dengan geopolitik yang tepat agar Indonesia dapat
menjadi pemain dalam percaturan dunia Internasional, dan bukannya hanya sekedar
obyek.
Duapertiga
perairan Asia Tenggara merupakan perairan yurisdiksi Indonesia, sehingga
menempatkan Indonesia sebagai pemain sentral dan strategis dalam kawasan. Kawasan
tentunya juga mempunyai geopolitik yang bergerak dinamis dan mempengaruhi
negara-negara disekitarnya. Ketika terjadi pertemuan antara kepentingan
geopolitik kawasan dengan kepentingan geopolitik Indonesia, maka dapat terjadi
kerjasama ataupun konflik[3].
Disinilah timbul arti pentingnya geopolitik dalam perumusan kebijakan nasional,
dalam konteks Indonesia maka implementasi geopolitiknya adalah Wawasan
Nusantara.
Pergeseran pusat
gravitasi politik dan ekonomi dunia dari daratan Eropa ke Asia juga perlu
disikapi dengan penerapan geopolitik. Jika kebijakan luar negeri dan pertahanan
Indonesia disusun tidak berdasarkan geopolitik, maka akan berdampak pada
pencapaian kepentingan nasional, karena kepentingan nasional adalah hulu untuk
merumuskan strategi dalam menghadapi dinamika dan tantangan, dalam hal ini
Indo-Pasifik.
Kepentingan
nasional Indonesia merupakan sebuah kepentingan negara yang akan dicapai
melalui kebijakan nasional yang dijalankan berdasarkan arah dan tindakan
hirarki yaitu utama, penting dan pendukung[4].
Kepentingan nasional merupakan sebuah refleksi dari keinginan pemerintah sebuah
negara dalam melindungi kehidupan berbangsa dan bernegaranya. Dalam konteks
regional yang menjadi fokus dari kepentingan nasional Indonesia adalah keamanan
kawasan sebagai prioritas, karena stabilitas keamanan kawasan juga berpengaruh
terhadap stabilitas keamanan nasional dalam rangka upaya pembangunan dan
mensejahterakan bangsa. Implementasi dari kepentingan nasional ini a dilakukan
oleh pemerintah melalui kerjasama baik bilateral, regional, maupun
internasional.
Penerapan Poros Maritim Dunia
dan kerjasama antar negara
Pemahaman
akan perkembangan lingkungan strategis yang terjadi di Indo-Pasifik sangat
diperlukan dalam rangka perumusan strategi yang tepat dan efisien, karena
lingkungan strategis menggambarkan situasi dan kondisi[5].
Dengan demikian strategi dan lingkungan strategis merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan.
Strategi
Indonesia dalam menghadapi Indo-Pasifik harus melihat pola interaksi antar
aktor; siapa yang berpengaruh dan yang
dipengaruhi atau siapa yang
bermusuhan dan yang berteman. Inilah
kompleksitas interaksi yang akan dihadapi oleh Indonesia.
Dalam
konteks konsep Indo-Pasifik secara gamblang telah terlihat adanya dua kubu yang
akan berhadapan, pertama Tiongkok (dan Rusia)[6] dan
kubu kedua Amerika Serikat (dibantu Australia, India dan Jepang)[7],
dimana secara hubungan internasional Indonesia mempunyai hubungan yang baik
dengan negara-negara tersebut. Maka
prinsip bebas dan aktif dengan keharusan penyelenggaraan yang menguntungkan
bagi kesejahteraan bangsa dan negara menjadi tepat adanya.
Prinsip
bebas dan aktif perlu didukung strategi dan kebijakan sebagai implementasinya. Pada
KTT IORA Maret 2017 yang lalu pemerintahan Presiden Joko Widodo mencanangkan grand design dalam geopolitik
Indo-Pasifik, dengan visi maritime axis
(poros maritim) yang lebih dikenal dengan Poros Maritim Dunia.
Visi Poros
Maritim Dunia diarahkan agar dapat selaras dengan OBOR Tiongkok. Jalur Sutera
Maritim Tiongkok dijadikan peluang besar bagi Indonesia untuk kembali bangkit
dengan meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan Indonesia yang selama ini
terkendala biaya transfortasi tinggi, serta meningkatkan pembangunan di
kawasan-kawasan tertinggal seperti wilawah timur Indonesia. Strateginya dengan
memanfaatkan ketertarikan Tiongkok untuk berinvestasi, Indonesia berusaha
mempengaruhi kebijakan China agar lebih moderat dan memperhatikan
kepentingan-kepentingan Negara-negara lain di ASEAN dan juga kepentingan
Indonesia di ASEAN dan Indo-Pasifik.
Dengan
Amerika Serikat hubungan harus tetap terjalin dengan erat, agar kepentingan
Indonesia sebagai negara yang tepat berada di tengah Indo-Pasifik tetap terjaga
dan optimal. Hegemoni Amerika Serikat dapat dimanfaatkan oleh Indonesia dalam
kerjasama militer untuk menghadapi ancaman militer. Secara geografis dan realitas politik, posisi
Indonesia dikepung oleh negara-negara yang berafiliasi dengan Amerika Serikat
(FPDA, ANZUS, SFA) sehingga tidak bijak apabila Indonesia menjauhi Amerika
Serikat. Strateginya adalah membangun
kerjasama yang kuat agar Amerika Serikat membantu kepentingan Indonesia apabila
terjadi konflik dengan negara tetangga yang bersifat agresif.
Poros
Maritim Dunia dan kerjasama internasional merupakan jawaban atas konsep
Indo-Pasifik. Kerjasama internasional dilaksanakan secara bilateral untuk lebih
memperat hubungan dua negara, dan multilateral dalam konteks banyak negara yang
diarahkan untuk bisa merangkul negara-negara Samudera Hindia dengan mekanisme
ASEAN.
Simpulan
Seiring
dengan bergesernya pusat gravitasi politik dan ekonomi dunia dari daratan Eropa
ke Asia, menjadikan konsep Indo-Pasifik mengemuka. Adanya pertarungan dua kubu besar antara
Tiongkok yang ingin menjadi pemain yang dominan di Asia Pasifik dan Amerika
Serikat yang ingin tetap terpeliharanya tatanan regional, dapat berdampak pada
stabilitas di kawasan. Indonesia
memandang konsep Indo-Pasifik sebagai tantangan dan peluang yang harus
dimanfaatkan. Dengan memanfaatkan visi
Poros Maritim Dunia, Indonesia berusaha agar kepentingan nasionalnya dapat
terjaga dan terpelihara, dengan tetap mempertahankan prinsip bebas dan aktif,
serta menjaga dan memanfaatkan hubungan dengan Tiongkok dan Amerika Serikat.
Saran
Agar Indonesia siap dalam menghadapi konsep Indo-Pasifik
dan dihadapkan dengan adanya kepentingan dua kubu yang saling berhadapan, maka
pemerintah perlu untuk menyelaraskan visi Poros Maritim Dunia dengan Jalur
Sutera Maritimnya Tiongkok dengan membangun dan memberdayakan potensi kekuatan
laut dan geostrategi politik Indonesia, serta tetap menjaga hubungan baik dan
kerjasama dengan dua kubu dengan prinsip kerja sama yang transparan, terbuka
dan inklusif sesuai dengan hukum internasional.
[1] https://www.matamatapolitik.com/seperti-apa-strategi-indo-pasifik-ala-indonesia/
[2] http://www.abc.net.au/indonesian/2018-03-09/china-ejek-konsep-indopasifik-yang-digagas-as-dan-australia/9529812
[3] Bahan Ajar Bidang Studi Geopolitik & Wawasan Nusantara, 2018, hal.
84
[4] Lingkungan Strategis-Lemhannas RI Tahun 2018, hal 70
[5] Materi Pokok Bidang Studi Strategi, Lemhannas RI Tahun 2018, hal. 67
[6] Doktrin Keamanan Nasional yang dirilis Gedung Putih, 2017;
mencanangkan Cina dan Rusia sebagai musuh utama dan kekuatan revisionis untuk
mengubah statusquo global
[7] Quad: Dialog Kemanan 4 Pihak, yang melibatkan Australia, India, Jepang
dan Amerika Serikat, pada Desember 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas perhatian anda, silahkan tinggalkan pesan dan kesan anda