29.10.10

SABHAWANA - HALIMUN FAMILY GATHERING

SABHAWANA – HALIMUN FAMILY GATHERING
@ Papandayan. a.k.a Pondok Salada






Kami, HALIMUN

Sabhwana,…. Sabhawana, ……Sabhawana

Disuatu sudut hamparan padang edelweis Pondok Salada Gn. Papandayan, keheningan pagi yang masih terselimuti kabut pagi yang mulai ditembus oleh sinar mentari, terdengar teriakan yang keras dan membahana.


Mereka adalah sekumpulan orang yang terdiri dari laki-laki, wanita dan anak-anak, bahkan terlihat diantara mereka menggendong seorang bayi yang masih kecil.

Siapakah mereka, ?

Selidik punya selidik, rupanya mereka adalah HALIMUNERs, angkatan ke-7 dari Sebuah Perkumpulan Pecinta Alam SMA 3 Jakarta, SABHAWANA.

Ya, mereka adalah HALIMUN,….. kabut tipis yang menggantung diatas tanah, datang dan perginya tak terlalu lama, namun meninggalkan kesan yang membekas lama.

Rupanya setelah sekian lama berpisah dari SMA 3 Jakarta, setelah hampir 25 tahun berpisah dan disibukkan oleh urusan pribadi masing-masing, Halimuners menyempatkan diri untuk berkumpul kembali, mengenang masa lalu, sambil menuntaskan “rasa” dan “keinginan” serta rindu untuk kembali mengenang hobi mereka. Suatu hobi yang telah mengikatkan kekeluargaan diantara mereka.

Benang merah yang terjalin diantara mereka adalah “ naik gunung “ kecintaan terhadap alam yang diimplementasikan dalam hubungan keakraban dan kekeluargaan angkatan mereka.

Rasa penat, perasaan jauh dari keluarga, pekerjaan yang menumpuk dan segala tetek bengek kehidupan pribadi, sejenak Halimuners tinggalkan untuk suatu kebersamaan.
Suatu rasa untuk berkumpul dan bertemu kembali sambil mengenang masa muda dan mengenang kesenangan yang sama, sambil tidak lupa dan tidak pernah akan tertinggal, yakni saling “ mencela “.

Mencela bagi mereka bukanlah hinaan, atau merendahkan seseorang, tapi adalah suatu cara untuk lebih rilex, santai dan akrab yang membaur menjadi satu canda dan kebutuhan antara mereka.

Ya, kami SABHAWANA
Kami HALIMUN, kami datang ke Papandayan untuk melebur diri dan melepas sejenak kepenatan kami akan beban kerja.

Kami HALIMUN, datang dengan keluarga untuk memperkenalkan kepada mereka inilah kami yang sebenarnya, inilah yang mempererat hubungan kami, inilah kami, kenapa kami bisa begitu akrab dan langgeng dalam bersahabat.

Ya, kami SABHAWANA
Kami HALIMUN,

Kami ingin menularkan sesuatu yang baik kepada anak kami

Kepada generasi dibawah kami, bahwa mencintai alam itu tidak mesti dengan sesuatu yang sulit
Bahwa, dengan mencintai alam kami bisa mempunyai keluarga
Keluarga kami yang lain, keluarga kami yang bahagia.


PAPANDAYAN, KAMI DATANG

Perjalanan berangkat ke Papandayan, karena berbagai kepentingan dan urusan yang harus diselesaikan terlebih dahulu, maka HALIMUNERs terbagi dalam berbagai kelompok keberangkatan, yaitu :

 Jum’at malam, 22 Oktober 2010
Aam
Yassir n fam

Bayu n fam
Imron

Aniek n fam

Nengah

Ridwan n fam

Rasyid

Didit n fam


 Sabtu pagi, 23 Oktober 2010
Rahmat
Anto
Utie

Rudi n fam


 Sabtu siang, 23 Oktober 2010
Imung n fam
Eko

Tia n fam


Tak mengapa Halimuners berangkat tidak bisa bersama, yang terpenting adalah kami bisa berangkat, dan kami datang ke Papandayan.

Perjalanan yang ditempuh : Jakarta – Tol Cikampek – (Bandung) - Tol Purbaleunyi – Cicalengka – Garut – Samarang – Boyongbong – Cisurupan - Pelataran parkir Papandayan.



Plang arah menuju Papandayan via Samarang



Pintu masuk menuju Papandayan

Perjalanan yang cukup jauh lebih dari 200 km, dengan waktu tempuh sekitar 5 jam lebih.



PELATARAN PARKIR PAPANDAYAN

Kedatangan Halimuners disambut oleh pelataran parkir yang luas, bersih berlapiskan aspal. Suasana yang lenggang dan pemandangan Gn. Papandayan yang diselimuti kabut serta semburan kawah belerang, serta merta menghilangkan rasa penat perjalanan jauh dan membangkitkan semangat Halimuners untuk segera naik gunung.



Pemandangan Papandayan dari parkiran



Pelataran Parkir Papandayan


Ya, rasa itu telah kembali menggelora dalam dada Halimuners
Ingin rasanya segera naik Papandayan,............ Papandayan Here we're coming



PELATARAN PARKIR KE PONDOK SALADA


Perjalanan ke Pondok Salada bisa ditempuh melalui dua route

Route pertama : Halimuners jalan dari parkiran melalui jalur setapak berupa batu kars dan kerikil membelah kawah. Pemandangan menawan sepanjang jalur berupa semburan asap yang keluar dari kawah belerang disebelah kiri dan tebing terjal di sebelah kanan. Perjalanan diiringi kabut tipis dan semerbak bau belerang yang menyengat .


Jalur melintasi kawah Papandayan



Kawah belerang Papandayan


Keluar dari komplek kawah adalah jalan setapak terus mendatar hingga sampai longsoran tanah yang membentuk tebing cukup tinggi. Jalur putus sehingga Halimuners berbelok ke kanan menuruni punggung dan semak. Setelah melintas sungai kecil yang sangat jernih, Halimuners disambut tanjakan tajam yang membelah jalan tanah yang tergerus oleh arus air hujan.


Jalan setapak putus akibat longsor



Sungai nan jernih sebelum nanjak dari jalan putus



Jalan setapak bentukan dari aliran air hujan


Sampai diatas jalur akan kembali menjadi jalan setapak yang diperkeras batu, tanjakan agak landai sampai Halimuners ketemu pertigaan dengan plang “ tegal alun ” .



Istirahat setelah tanjakan tanah longsor


Dari sini Halimuners mendaki sekitar 10 menit membelah semak dan pepohonan sampai kemudian keluar langsung disuguhi pemandangan edelweis yang mulai berbunga dan alun – alun yang cukup luas, sampailah Halimuners di Pondok Salada. Waktu tempuh route ini sekitar 2 jam.




Route kedua : Setelah melewati kawah, Halimuners tidak berbelok ke kanan, tapi langsung ambil tanjakan lurus yang ada didepan. Medan jalan setapak berupa alur batu kars, sampai diatas tanjakan akan menemui hutan mati akibat terkena tumpahan kawah Papandayan.


Tanjakan terjal setelah kawah Papandayan



Hutan mati


Menembus hutan mati dan tanjakan terjal


Perjalanan Halimuners menembus hutan mati ini akan menemui sungai kecil dan kawah mati yang tergenang air.



Celah sungai di Hutan Mati


Setelah route ini akan masuk ke Hutan dan semak yang cukup becek yang berakhir pada ujung lain dari tegalan Pondok Salada. Halimuners menempuh route ini sekitar 1 jam.








Semak padang ilalang sebelum Pondok Salada




PONDOK SALADA, our destination

Yap, akhirnya napas tersengal-sengalnya Halimuners terbayar tunai sudah dengan pemandangan elok Pondok Salada. Alun – alun yang luas, udara nan segar, semilir angin gunung, puncak gunung Papandayan yang terselimuti kabut dan tak terbayangkan adalah
Padang Edelweis yang mulai berbunga.


Padang Edeilweis di alun alun Pondok Salada




background-nya padang edelweis


Wow, ternyata pilihan waktu dan tempat yang tepat bagi Halimuners, pelataran yang indah nan luas dan sang bunga abadi “edelweis “ yang mekar dengan eloknya.





Sambil beristirahat menghilangkan penat, Halimuners orientasi medan dan tenda doom pun mulai didirikan.



Istirahat sambil mendirikan tenda doom




Halimuners @ Pondok Salada



Kegiatan selanjutnya tiada lain dan tiada bukan, ngrumpi sambil nunggu rombongan Halimuners lain, Kalau dah gene, ooh alangkah indahnya dunia



Santai setelah tenda terpasang







MALAM DI PONDOK SALADA

Tak terasa malampun datang, udara dingin bercampur kabut mulai mendatangi Halimuners, tenda-tenda doom sudah terpasang, rombongan Halimuners yang lainpun sudah pada datang siang dan sore tadi, kini saatnya Hepi Taim……. Api unggun + BBQ



Menjelang malam @ Pondok Salada


Special thanks to Ridwan yang telah bersusah payah membawa perlengkapan BBQ, sehingga malam yang dingin tak terasa dengan acara BBQ.



Malam @ Pondok Salada




Api Unggun




BBQ


Joke…joke…cela… makan nasi goreng plus minuman hangat menemani Halimuners melewati malam yang sepi di ketinggian ± 2300 dpml.


Malam kian larut, cuaca makin dingin dan kabutpun semakin tebal, satu per satu Halimuners memasuki tenda doom untuk beristirahat malam.

Ditengah malam keheningan Pondok Salada yang sunyi sepi, tiba-tiba dipecahkan oleh suara tangis bayi, ooooh rupanya putri rekan Rudi yang berusia 7 bulan terbangun dan menangis, entah kenapa ia menangis, mungkin ia lapar, atau bisa jadi udara dingin Pondok Salada mampu menembus tenda doom yang di tempati Rudi.

Suara tangis bayi di tengah malam di ketinggian ± 2300 dpml tentunya suatu hal yang aneh dan menyeramkan bagi orang lain, karena tidaklah mungkin ada bayi di medan seperti ini, hal ini rupanya membuat ciut dan keder para pendaki lain yang kebetulan juga malam itu berada di sekitar Pondok Selada ( hal ini diketahui Imron esok paginya ketika berbincang-bincang dengan mereka ).



Rudi's baby

Tapi bagi Halimuners, suara tangisan itu adalah hiburan tersendiri, seperti nyanyian merdu yang makin membuat Halimuners terlena dan pulas dibuatnya,



HUNTING PHOTO SCENE

Minggu pagi, matahari belum bisa menembus kabut yang masih tebal di pelataran alun alun Pondok Selada, tapi sebagian dari Halimuners sudah mulai bangun dan kongkow-kongkow.



Sholat, kewajiban yang tak pernah ditinggalkan


Perbincangan pagi ini diselingi dengan cela canda dan foto-foto, dan sedikit merancang bagaimana menguploadnya agar ILR tambah sirik dan iri, karena pas event ini tidak bisa ikut ( ssstttt jangan dikasih tau ya, rahasia )




Rumpi pagi


Tak lupa nasi goreng, mie gelas, roti dan biskuit serta hangatnya jahe panas menemani para Halimuners yang bercanda ria, mengulas kegiatan kemaren dan tadi malam.


Sarapan pagi




Senam pagi ala Halimuners


Sambil menunggu kedatangan Tia dan keluarga sebagai rombongan terakhir yang akan menyusul naik, para Halimuners akhirnya hunting photo scene di sekitaran Pondok Selada.



Hunting photo @ Pondok Salada



hunting photo



Hasilnya


Lebih dekat.....


Tak terlupakan dan menu wajib bagi Halimuners adalah photo pemandangan, photo kawan, dan photo diri sendiri ( narsis abisss )



me @ Hutan Pondok Salada



Eza @ Padang Edelweis



Pekatnya kabut Papandayan



Pupu n Eza @ Padang Edelweis



Post wedding season @ edelweis



More.... season photos @ Pondok Salada














Mentari @ ufuk pagi Papandayan



Sekitar jam 08.30 Tia n fam, akhirnya sampai juga di Pondok Salada bergabung dengan para Halimuners, akhirnya UPACARApun dapat kita laksanakan dengan anggota Halimun yang lengkap ( untuk event ini )




Halimun family gathering



Loook, we're so happy



Upacaranya Halimun, evaluasi, syukur dan do'a


SEE U PAPANDAYAN, U REALLY MADE US HAPPY

Sekitar jam 09.00 setelah rapi berbenah, Halimuners mulai turun meninggalkan Pondok Salada, sambil beriringan Halimuners turun menuju pelataran parkir dengan menggunakan route kedua, karena Halimuners masih ingin hunting photo sepanjang route turun.


Halimun mulai turun



Beriringan.........



Dan memang, pemandangan nan eksotik yang tak mungkin ditinggal untuk abadikan ada sepanjang jalan turun Halimuners, perjalanan menjadi tak berasa capek, karana banyak sekali moment penting dan pemandangan yang perlu diabadikan.

Kabut tebal dan udara dingin mengiringi perjalanan turun Halimuners, sehingga beberapa tempat yang indah tidak bisa diabadikan karena masih tertutup oleh kabut, namun tak mengapa, yang penting Halimuners tetap hepi.


Semak dan padang ilalang menemani rute turun


Tak lupa turunan tajam dan kabut


Sekitar jam 11.00 Halimuners sampai di pelataran parkir Papandayan, bersih-bersih menjadi kegiatan selanjutnya. Sambil menunggu selesai bebersih beberapa Halimuners ngrumpi di warung sambil menikmati jajajan yang ada.




Sambil nunggu yang lain bebersih

Waktupun berlalu, dan kami Halimun harus meninggalkan Papandayan untuk kembali ke peradaban dan rutinitas kehidupan kerja kami, sekitar jam 13.00 Halimuners dengan beriring mobil turun menuju Garut.



CiBIUK OUR LUNCH

Seperti biasa, setiap event tak akan lengkap kalau ngga ada acara makan-makan. Sebelum turun dari pelataran parkir Halimuners sudah sepakat untuk makan siang di Rumah Makan Cibiuk Garut.

Karena jumlah Halimun yang cukup besar, maka sekat-sekat lesehan Rumah Makan Cibiukpun dibuka, agar kita Halimuners dapat makan bersama tanpa ada jarak dan batas.



Lunch @ Cibiuk

Sambil menunggu pesanan yang banyak nan beragam tiba, Halimuners ngrumpi lagi sambil ngemil otak-otak dan merancang untuk perjalanan berikutnya. Banyak sekali saran masukan Halimuners untuk next trip, tapi intinya adalah tetap perjalanan yang membawa keluarga, so guys wait n see aja ya………..




Akhirnya tibalah jua waktu yang harus memisahkan kita karena beda tujuan dan rombongan, Halimuners harus meninggalkan kota Garut dan benar-benar kembali ke rumah masing-masing, sebelum benar-benar berpisah, seperti biasa tak layak dan tak elok apabila tak diabadikan,



Sebelum bener-bener bubaran


Demikianlah sekilas catatan kaki Halimuners dalam perjalanan mereka ke Papandayan
Sungguh moment kebersamaan Halimun di Papandayan tak akan terlupa, dan SUNGGUH MERUGI BAGI MEREKA YANG NGGA PADA IKUTAN,

Jadi kawanku HALIMUN yang lain, janganlah engkau menjadi Halimeh, ikutlah dengan HALIMUN di perjalanan berikutnya.

Sabhawana, ...... Sabhawana.........Sabhawana

Salam,
S 78514 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas perhatian anda, silahkan tinggalkan pesan dan kesan anda