14.5.10

FILOSOFI SECANGKIR KOPI

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?
(QS. 55:13).


Ayat di atas disebutkan 31 kali dalam Surat Ar-Rahman agar kita tetap ingat untuk selalu bersyukur dalam segala kondisi kehidupan.



Hidup seringkali dapat dianalogikan dengan secangkir kopi, bahwa kesulitan dan problema hidup serta kesetresan mengarungi kehidupan dikarenakan kita tidak tahu bagaimana menikmati pilihan, SEPERTI LAYAKNYA SECANGKIR KOPI UNTUK DINIKMATI.

Beginilah pertalian ceritanya :

Sekelompok alumni Universitas yang telah mapan dalam karir masing-masing mendatangi Guru mereka, seorang Profesor Tua yang bijak , yang mendalami ilmu pengetahuan dan ilmu kebajikan hidup.

Kedatangan mereka disamping untuk melaporkan tingkat pencapaian mereka dalam hidup, juga untuk minta nasehat karena ternyata kehidupan mapan tidak jua memberi kesenangan dan ketenangan hidup buat mereka.

Percakapan yang terjadi diantara Sang Profesor dan para mantan muridnya mengarah kepada komplain tentang stress pada pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menyadari percakapan makin panas dan masing masing berargumen kenapa begini, begitu dan bagaimana seharusnya yang berakhir dengan saling berbantahan, maka Sang Profesor menawari tamunya KOPI untuk mencairkan suasana.

Sang Profesor pergi ke dapur dan kembali dengan sebuah nampan berisi poci kopi dan cangkir berbagai jenis, ada yang terbuat dari porselin, plastik, gelas kristal, dan gelas biasa.

Tentu saja beberapa gelas gelas tersebut mahal dan sangat indah bentuknya, disamping itu ada juga satu gelas biasa.

Profesor mempersilahkan kepada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopi di gelas pilihan masing-masing.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, Sang Profesor lalu berkata :

" Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil dan
yang tertinggal hanyalah gelas biasa yang murah ".

" Normal bagi kalian untuk memilih dan menginginkan hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya, itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami "

" Sadarkah kalian, bahwa yang kalian minum adalah KOPI "........ Sadar demikian jawab mereka.

" Apakah ada perbedaan rasa dan kualitas kopi yang kalian minum berkenaan dengan gelasnya ? "...... Coba pastikan bahwa cangkir yang kalian pilih tidak mempengaruhi kualitas kopi...!, maka merekapun saling mencicipi kopi dan menemukan tidak ada perbedaan sedikitpun citra rasa kopi tersebut.

" Ketahuilah, bahwa dalam banyak kasus,
cangkir atau gelas yang kalian pilih itu memang lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum ". Itulah yang membedakannya.

Tahukah kalian apa yang saya tawarkan dan apa yang kalian inginkan dari penawaran saya ?

Apa yang kalian inginkan sebenarnya hanyalah kopi, bukan cangkirnya.
Namun kalian secara sadar mengambil dan memilih cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain.


Ketahuilah bahwa Kehidupan bagai KOPI,
sedang pekerjaan dan posisi dalam masyarakat yang kalian pilih ITU adalah CANGKIRnya.

Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan.
Jenis cangkir yang kita miliki tidak mempengaruhi kualitas hidup kita.

Namun karena seringkali kita berkonsentrasi hanya kepada cangkir,
Sehingga menjadikan kita gagal untuk menikmati kopi yang disediakan bagi kita.

Jadi nikmatilah kopinya bukan cangkirnya..

Nikmatilah kehidupan yang diberikan kepada anda, kehidupan yang kalian pilih, TAPI jangan biarkan uang, barang, atau jabatan membuat anda lupa menikmati kehidupan itu sendiri.

Sulit bagi kita untuk mengucap kata ”cukup”, apalagi jika kita terus melihat "cangkir" milik orang lain.

Jangan pernah lupa untuk mengucapkan syukur atas semua berkat yang telah ALLAH SWT berikan kepada kita.

Itulah cara menikmati hidup lebih dari sekadar menilai "cangkir".

Semoga kita selalu terhindar dr sifat riya, sombong & kufur, agar hati kita dpt selalu tersadar akan nikmat Allah yg SubhanAllah... Sehingga membuat diri kita senantiasa dlm keadaan bersyukur... InsyaAllah...

Salam,
halimun 85

disarikan dari diskusi BBG Pengajian IAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas perhatian anda, silahkan tinggalkan pesan dan kesan anda